Perbaikan dari perbedaan group dan tim

GROUP DAN TIM
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita sering mendengar kata “group” atau tim”, khususnya dalam organisasi kita sering menyebut kata group dan tim. Namun, apakah kita mengetahui kedua kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang berbeda? Lalu apa perbedaan keduanya? dan apakah kedua kata tersebut memiliki tipe yang berbeda? mari kita bahas beberapa pertanyaan diatas, berikut ulasannya:

Perbedaan antara Group (kelompok) dan Team (tim) (Robbins,2002), yaitu:

A. Group (Kelompok)
Kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu, yang berinteraksi dan saling tergantung antara satu dengan yang lain, yang bersama-sama ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu (Robbins, 2002).


Kelompok dibagi berdasarkan tipe-tipenya (Mckenna,2012), yaitu:
1. Formal atau Informal
Di dalam sebuah grup formal, penting adanya tujuan dan peran yang dilakukan oleh anggota kelompok yang telah ditentukan.
Grup informal timbul secara spontan, dan tujuan serta peran ditemukan dalam jenis kelompok ini timbul dari adanya interaksi anggotanya.
2. Primer atau Sekunder
Kelompok primer berukuran kecil, pada umumnya berhubungan langsung dengan cara tatap muka, serta hubungannya cenderung dekat dan mendalam. Contohnya adalah Keluarga, taman bermain, tim olahraga, atau kelompok karyawan yang berhubungan erat disebuah organisasi bisa merupakan kelompok primer.
 Kelompok sekunder diasumsikan lebih bersifat umum. Contohnya adalah Perusahaan, rumah sakit, atau sekolah bisa termasuk dalam kategori ini.
3. Co-acting
Kelompok co-acting adalah kelompok yang melakukan tugas yang sama atau berbeda, dan melakukaknnya secara terpisah.
4. Counteracting
kelompok counteracting memiliki tujuan yang berlawanan dan bersaing untuk kesempatan yang khusus. Didalam proses kemungkinan mereka terlibat dalam perebutan kekuasaan serta keuntungan.
5. Reference
Kelompok acuan memiliki daya tarik tertentu dan hasil dari individu yang kemungkinan ingin bergabung, atau hanya untuk mengidentifikasi mereka dengan cara tertentu. Oleh sebab itu, kelompok acuan bisa mempengaruhi sikap seseorang tanpa orang tersebut menjadi seorang anggota.

Beberapa Karakteristik kelompok (Mckenna,2012), yaitu:
Norms
Blau (Dalam Mckenna,2012), Norma sosial mengatur hubungan antara individu di dalam kelompok, yang sebenarnya hal itu menuntun pada perilaku di sejumlah persoalan di mulai dari bagaimana melakukan tugas-tugas dan tingkat hasil pada kecepatan tindakan. Norma yaitu standar perilaku yang diterima di dalam suatu kelompok yang dirasakan bersama-sama oleh para anggota kelompok (Robbins, 2002).
Cohesiveness
Faktor-faktor yang timbul dan yang mempertahakan kohesivitas kelompok (Mckenna,2012), yaitu:
a) Kesamaan sikap dan tujuan. Menurut Forsyth ( Dalam Mckenna, 2012), semakin sama karakteristiknya ( misalnya latar belakang, pendidikan dan sikap ), semakin cenderung kohesif kelompok tersebut. Asumsi ini adalah bahwa orang-orang yang sama sikap dan tujuan akan berkembang hubungan yang dekat dan mendapatkan perusahaan yang memuaskan.
b) Menghabiskan waktu bersama. Sebagian orang menghabiskan lebih banyak waktu mereka ketika diberi kesempatan untuk memeriksa kepentingan bersama serta pengalaman pribadi yang lebih besar.
c) Pemisahan. Kelompok yang dipisah dari kelompok lain mempersepsikan diri mereka special.
d) Ancaman. Salah satu yang diharapkan dari kohesivitas kelompok adalah untuk memperkuat dalam menghadapi persaingan eksternal atau ancaman. Dalam keadaan seperti itu, pentingnya saling ketergantungan harus digarisbawahi.
e) Ukuran. Menurut Forsyth (Dalam Mckenna, 2012), dengan menaikkan ukuran memunculkan sedikitnya kesempatan untuk berinteraksi, ditambah dengan berkembangnya aturan dan prosedur birokrasi melemahkan sikap ramah dalam hubungan dan komunikasi antara anggota kelompok. Sebaliknya kelompok kecil cenderung membentuk kondisi untuk memajukan kohesivitas kelompok karena besarnya kesempatan dari interaksi diantara anggota kelompok.
f) Persyaratan masuk ketat. Semakin sulit untuk masuk ke dalam kelompok, cenderung lebih besar kelompok tersebut kohesif.
g) Rewards.  Terkadang dapat dikatakan bahwa dorongan berdasarkan kinerja kelompok dapat menumbuhkan perspektif kelompok yang berpusat, dimana kerja sama berlaku daripada kompetisi internal. Sebagai konsekuensinya, kohesivitas ditingkatkan.
Communication and interaction
Jaringan komunikasi diatas dipelajari oleh Leavitt.

Permasalahan dapat di selesaikan dengan cepat,  sedikit kesalahan,  dan pesan lebih sedikit diperlukan dalam jaringan yang lebih terpusat seperti bentuk roda. Seseorang yang berada di pusat lebih menikmati dirinya sendiri daripada anggota kelompok lainnya, dan ia dianggap sebagai pemimpin. Dalam jaringan desentralisasi, bentuk lingkaran memiliki kinerja lambat, tidak teratur, tapi menyenangkan.

Kelompok Kerja
Kelompok yang saling berinteraksi untuk berbagi informasi, membuat keputusan, dan saling membantu. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja sama kolektif yang memerlukan usaha gabungan sehingga kinerja mereka hanya sekedar totalitas kontribusi dari tiap anggota kelompok (Mckenna,2012), yaitu:
Sifat struktur dan suasana : struktur dan suasana dalam sebuah kelompok memiliki bagian dalam memfasilitas pelaksanaan tugas dan kebutuhan dalam kepuasan individu.
Peran : Peran dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pola dari sebuah perilaku disebabkan oleh seseorang yang menduduki posisi tertentu.
Status : Status merupakan peringkat sosial yang diberikan kepada seorang individu karena menempati posisi tertentu di dalam kelompok.
Komposisi : ketika komposisi dalam sebuah kelompok diterima, terdapat kecenderungan penekanan menjadi  kehomogenan dan keheterogenan. Sebuah kelompok homogen dikatakan ada ketika terdapat gambaran dari para anggota seperti umur, pengalaman, pendidikan, spesialis, asal usul budaya yang sama antara satu atau dengan yang lain secara relevan sama dengan fungsi kelompok.
Ukuran : Seijts & Latham (Dalam Mckenna, 2012) ukuran dalam sebuah kelompok memiliki beberapa hubungan dengan kinerja. Kelompok kecil memberikan orang-orang kesempatan untuk berinteraksi secara berkali-kali, memfasilitasi kebebasan dalam memberikan informasi, dan menyediakan sebuah pengaturan dimana lebih mudah dalam mencapai perjanjian. Kelompok besar memiliki lebih banyak penyelesaian dan lebih banyak membentuk proses komunikasi dan praktek birokrasi.
Pemimpin : Stagl, Salas & Burke (Dalam Mckenna, 2012), pemimpin merupakan struktural yang penting dalam karakteristik kelompok. Memudahkan kinerja kelompok atau tim dengan  memberikan arahan, umpan balik yang membangun, melatih, dan memberikan penghargaan kepada anggota kelompok , dan itu bisa dengan formal atau informal.

Tahap-tahap pembentukan kelompok:
1. Forming : Proses pembentukan kelompok kerja, adanya ketidakpastian diantara anggota kelompok yang menyebabkan kondisi yang tidak pasti.
2. Storming: Masing-masing anggota kelompok menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang dianutnya dan menyebabkan adanya konflik serta dapat terjadi perpecahan.
3. Norming: Konflik yang terjadi sudah mereda, kemudian mulai menyusun visi dan misi kelompok, serta anggota kelompok semakin kohesif dengan kelompok.
4. Performing: Setiap anggota kelompok mulai menyatukan diri mereka dengan visi dan misi  serta dapat mengatasi permasalahan yang ada  dan para anggota tertuju pada tujuan kelompok.
5. Adjoining; terjadi pada kelompok yang merasa puas dengan tercapainya tujuan kelompok dan lupa dengan tujuan awal kelompok sehingga hanya menikmati prestasi yang telah dicapai tanpa mempertahankan prestasi tersebut.

Kelebihan Kelompok
a) Alasan dalam membentuk kelompok, karena untuk menjadi tempat dalam berbagi informasi yang diarahkan untuk dapat memecahkan masalah.
b) Mengutamakan kerja sama dalam kegiatan kelompok.
c) Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan aktualisasi diri, serta jika ada permasalahan anggota kelompok semnagat dalam mencari jalan keluarnya.
d) Sarana yang efektif dalam melatih kepemimpinan anggota kelompok.

Kekurangan Kelompok
a) Bila menghadapi masalah yang komplek dan pola pemecahan yang tidak sama, maka dibutuhkannya ketegasan pemimpin dalam mengambil keputusan.
b) Dalam memecahkan permasalahan voting tidak selalu baik, jika tidak diikuti dengan kerja sama yang baik.
c) Jika dalam memecahkan permasalahan anggota tidak memiliki keseragaman dalam berpendapat karena keinginan pribadi maka hasil kerja akan tertunda.

TIM
Suatu tim kerja (work team) menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah input individu tersebut (Robbins, 2012).

Jenis-jenis tim
Menurut Robbins (2002) tim dapat diklasifikasikan berdasarkan pada tujuan mereka. Tiga bentuk tim yang paling biasa yang mungkin ditemukan dalam suatu organisasi, yaitu:
Tim Problem Solving
Tim tersebut biasanya terdiri dari lima sampai dengan dua belas karyawan yang dibayar per jam yang berasal dari unit yang sama, yang bertemu beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan cara-cara untuk memperbaiki kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja.

Tim Kerja Self Managed
Tim ini biasanya terdiri dari sepuluh sampai lima belas orang yang memikul tanggung jawab dari mantan atasan mereka. Khasnya, tanggung jawab ini termasuk pengendalian kolektif terhadap langkah kerja, penentuan penugasaan, pengelolaan pemberhentian, dan pemilihan prosedur inspeksi yang kolektif

Tim Cross Functional
Tim ini terdiri dari karyawan yang berasal dari level yang hierarkinya kira-kira sama, namun berasal dari wilayah kerja yang berbeda-beda yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tipe-tipe tim (Mckenna, 2012) yaitu:
Work team
Top management teams
Cross-functional teams
Project teams
Venture teams
Quality circles
Self-managed teams
Virtual teams


referensi
Mckenna, Eugene F. 2012.  Business psychology and organizational behavior (5th ed.). New York, NY: Psychology Press.
Robbins. S. P. 2002. Prinsip-prinsip perilaku organisasi. Edisi 5. Jakarta:Penerbit Erlangga.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Kelompok dan Teambuilding

COACHING, COUNSELING, DAN MENTORING

TRAINING AND DEVELOPMENT