Pengertian Group dan Tim




Group

Dua atau lebih individu yang saling bergantung atau bekerjasama  untuk mencapai tujuan bersama-sama. Perilaku anggota di dalam kelompok dipengaruhi oleh norma-norma bersama, seperti standar perilaku atau harapan. Anggota kelompok berusaha keras untuk mencapai tujuan umum, yang biasanya di bawah pengaruh pemimpin atau ketua. Kelompok yang kohesif juga menekankan kebutuhan untuk kerja sama dalam rangka untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan cara yang efektif, dan untuk menciptakan kondisi di mana kebutuhan pribadi anggota dipuaskan.

Tipe-tipe grup

1.       Formal atau Informal

Di dalam sebuah grup formal, penting adanya tujuan dan peran yang dilakukan oleh anggota kelompok yang telah ditentukan. Sebagai contoh, kuantitas dan kualitas dari hasil, persyaratan untuk mematuhi standar keamanan dan perilaku yang diinginkan dalam urusan dengan atasan dan rekan, baik implisit ataupun yang dibuat eksplisit. Grup informal timbul secara spontan, dan tujuan serta peran ditemukan dalam jenis kelompok ini timbul dari adanya interaksi anggotanya.  Setelah tujuan dan peran ditentukan, para anggota biasanya menyetujui karena mereka menganggap diri mereka sebagai seorang anggota kelompok atau ingin dianggap seperti itu.

  1. Primer atau Sekunder

Kelompok primer berukuran kecil, pada umumnya berhubungan langsung dengan cara tatap muka, serta hubungannya cenderung dekat dan mendalam.  Keluarga, taman bermain, tim olahraga, atau kelompok karyawan yang berhubungan erat disebuah organisasi bisa merupakan kelompok primer.  Kelompok sekunder diasumsikan lebih bersifat umum.  Perusahaan, rumah sakit, atau sekolah bisa termasuk dalam kategori ini.

  1. Co-acting

Fitur dari kelompok co-acting adalah dari tingkat kemandirian yang dialami oleh anggota kelompok.  Mereka dapat melakukan tugas yang sama atau berbeda dalam kelompok, tetapi mereka melakukannya secara terpisah. 

  1. Counteracting

kelompok counteracting memiliki tujuan yang berlawanan dan bersaing untuk kesempatan yang langka. Didalam proses kemungkinan mereka terlibat dalam perebutan kekuasaan serta keuntungan. 

  1. Reference 

Kelompok acuan memiliki daya tarik tertentu dan hasil dari individu yang kemungkinan ingin bergabung, atau hanya untuk mengidentifikasi mereka dengan cara tertentu. Oleh sebab itu, kelompok acuan bisa mempengaruhi sikap seseorang tanpa orang tersebut menjadi seorang anggota.

Karakteristik Grup

  • Norms

Menurut Blau (1995), Norma sosial mengatur hubungan antara individu di dalam kelompok, sebenarnya hal itu menuntun pada perilaku di sejumlah persoalan di mulai dari bagaimana melakukan tugas-tugas dan tingkat hasil pada kecepatan tindakan (Dalam Mckenna, 2012). Norma adalah kolektif, karena mereka berbagi bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya. Mereka hanya petunjuk atau pengharapan tentang perilaku apa yang seharusnya, dengan begitu memungkinkan kita untuk mengantisipasi perilaku orang lain dalam situasi tertentu. Namun, norma bisa dipaksakan dan orang-orang  akan diberi penghargaan untuk yang mematuhinya atau dihukum untuk  yang tidak mematuhinya.

  • Cohesiveness

Faktor-faktor yang timbul dan yang mempertahakan kohesivitas kelompok. Berikut tujuh faktor penentu yang harus diperhatikan.

a)      Kesamaan sikap dan tujuan. Menurut Forsyth (2006), Semakin sama karakteristiknya ( misalnya latar belakang, pendidikan dan sikap ), semakin cenderung kohesif kelompok tersebut. Asumsi ini adalah bahwa orang-orang yang sama sikap dan tujuan akan berkembang hubungan yang dekat dan mendapatkan perusahaan yang memuaskan ( Dalam Mckenna, 2012).

b)     Menghabiskan waktu bersama. Sebagian orang menghabiskan lebih banyak waktu mereka ketika diberi kesempatan untuk memeriksa kepentingan bersama serta pengalaman pribadi yang lebih besar.

c)      Pemisahan. Kelompok yang dipisah dari kelompok lain mempersepsikan diri mereka special.

d)     Ancaman. Salah satu yang diharapkan dari kohesivitas kelompok adalah untuk memperkuat dalam menghadapi persaingan eksternal atau ancaman. Dalam keadaan seperti itu, pentingnya saling ketergantungan harus digarisbawahi.

e)      Ukuran. Menurut Forsyth (2006), Dengan menaikkan ukuran memunculkan sedikitnya kesempatan untuk berinteraksi, ditambah dengan berkembangnya aturan dan prosedur birokrasi melemahkan sikap ramah dalam hubungan dan komunikasi antara anggota kelompok. Sebaliknya kelompok kecil cenderung membentuk kondisi untuk memajukan kohesivitas kelompok karena besarnya kesempatan dari interaksi diantara anggota kelompok ( Dalam Mckenna,2012).

f)       Persyaratan masuk ketat. Semakin sulit untuk masuk ke dalam kelompok, cenderung lebih besar kelompok tersebut kohesif.

g)      Rewards.  Terkadang dapat dikatakan bahwa dorongan berdasarkan kinerja kelompok dapat menumbuhkan perspektif kelompok yang berpusat, dimana kerja sama berlaku daripada kompetisi internal. Sebagai konsekuensinya, kohesivitas ditingkatkan.

  • Communication and interaction

Jaringan komunikasi dibawah dipelajari oleh Leavitt. 




               

Permasalahan dapat di selesaikan dengan cepat,  sedikit kesalahan,  dan pesan lebih sedikit diperlukan dalam jaringan yang lebih terpusat seperti bentuk roda. Seseorang yang berada di pusat lebih menikmati dirinya sendiri daripada anggota kelompok lainnya, dan ia dianggap sebagai pemimpin. Dalam jaringan desentralisasi, bentuk lingkaran memiliki kinerja lambat, tidak teratur, tapi menyenangkan.


Kelompok Kerja

Kelompok yang saling berinteraksi untuk berbagi informasi, membuat keputusan, dan saling membantu. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja sama kolektif yang memerlukan usaha gabungan sehingga kinerja mereka hanya sekedar totalitas kontribusi dari tiap anggota kelompok. struktur kelompok kerja yaitu. 
  • Sifat struktur dan suasana :        struktur dan suasana dalam sebuah kelompok memiliki bagian dalam memfasilitas pelaksanaan tugas dan kebutuhan dalam kepuasan individu.
  • Peran : Peran dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pola dari sebuah perilaku disebabkan oleh seseorang yang menduduki posisi tertentu.
  • Status : Status merupakan peringkat sosial yang diberikan kepada seorang individu karena menempati posisi tertentu di dalam kelompok.
  • Komposisi :        ketika komposisi dalam sebuah kelompok diterima, terdapat kecenderungan penekanan menjadi  kehomogenan dan keheterogenan. Sebuah kelompok homogen dikatakan ada ketika terdapat gambaran dari para anggota seperti umur, pengalaman, pendidikan, spesialis, asal usul budaya yang sama antara satu atau dengan yang lain secara relevan sama dengan fungsi kelompok.
  • Ukuran :              Ukuran dalam sebuah kelompok memiliki beberapa hubungan dengan kinerja. Menurut Seijts & Latham (2000), Kelompok kecil memberikan orang-orang kesempatan untuk berinteraksi secara berkali-kali, memfasilitasi kebebasan dalam memberikan informasi, dan menyediakan sebuah pengaturan dimana lebih mudah dalam mencapai perjanjian ( Dalam Mckenna,2012 ). Kelompok besar memiliki lebih banyak penyelesaian dan lebih banyak membentuk proses komunikasi dan praktek birokrasi.
  • Pemimpin :        Pemimpin merupakan struktural yang penting dalam karakteristik kelompok. Menurut Stagl, Salas & Burke (2007), Memudahkan kinerja kelompok atau tim dengan  memberikan arahan, umpan balik yang membangun, melatih, dan memberikan penghargaan kepada anggota kelompok (Dalam Mckenna,2012), dan itu bisa dengan formal atau informal.


·                                                                                                   

Kelebihan Kelompok

a)      Alasan dalam membentuk kelompok, karena untuk menjadi tempat dalam berbagi informasi yang diarahkan untuk dapat memecahkan masalah.

b)     Mengutamakan kerja sama dalam kegiatan kelompok.

c)      Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan aktualisasi diri, serta jika ada permasalahan anggota kelompok semnagat dalam mencari jalan keluarnya.

d)     Sarana yang efektif dalam melatih kepemimpinan anggota kelompok.

Kekurangan Kelompok

a)      Bila menghadapi masalah yang komplek dan pola pemecahan yang tidak sama, maka dibutuhkannya ketegasan pemimpin dalam mengambil keputusan.

b)     Dalam memecahkan permasalahan voting tidak selalu baik, jika tidak diikuti dengan kerja sama yang baik.

c)      Jika dalam memecahkan permasalahan anggota tidak memiliki keseragaman dalam berpendapat karena keinginan pribadi maka hasil kerja akan tertunda. 




TIM 


Tipe-tipe tim

  • Work team
  • Top management teams
  • Cross-functional teams
  • Project teams
  • Venture teams
  • Quality circles
  • Self-managed teams
  • Virtual teams

Model Teambuilding

  • Models of group development
1)   Forming : Proses pembentukan kelompok kerja, adanya ketidakpastian diantara anggota kelompok yang menyebabkan kondisi yang tidak pasti.

2) Storming: Masing-masing anggota kelompok menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang dianutnya dan menyebabkan adanya konflik serta dapat terjadi perpecahan.

3)  Norming:      Konflik yang terjadi sudah mereda, kemudian mulai menyusun visi dan misi kelompok, serta anggota kelompok semakin kohesif dengan kelompok.

4)   Performing: Setiap anggota kelompok mulai menyatukan diri mereka dengan visi dan misi  serta dapat mengatasi permasalahan yang ada  dan para anggota tertuju pada tujuan kelompok.

5)   Adjoining;               terjadi pada kelompok yang merasa puas dengan tercapainya tujuan kelompok dan lupa dengan tujuan awal kelompok sehingga hanya menikmati prestasi yang telah dicapai tanpa mempertahankan prestasi tersebut.

  • High – performance teams
  • Problems with teambuilding


REFERENSI 
Mckenna, Eugene F. 2012. Business psychology and organizational behavior (5th ed.). New York. NY : Psychology Press.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Kelompok dan Teambuilding

COACHING, COUNSELING, DAN MENTORING

TRAINING AND DEVELOPMENT