REVIEW SEMINAR DAN KASUS
REVIEW
SEMINAR DAN KASUS….
Hello
everyone..
Welcome
to my blog again~~~
Kali
ini saya akan berbagi informasi mengenai apa itu public speaking.. Pasti kata-kata public speaking sudah tidak asing lagi ditelinga kita, mungkin yang
terpikir dengan public speaking
adalah reporter, dj radio, atau pun wartawan… itu merupakan salah satu dari
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang public
speaking, tapi kita tau tidak sih apa sebenarnya arti dari public speaking itu sendiri???... Nah
public speaking adalah proses berbicara atau berpidato di depan orang, namun
penjelasan ini merupakan penjelasan umumnya. untuk lebih jelas mari kita bahas public speaking yang saya dapatkan dari
seminar yang saya ikuti yaitu “Seminar
Pengembangan diri dengan tema Seni Berbicara di Depan Publik”.
BAB I
PENDAHULUAN
“SEMINAR PENGEMBANGAN DIRI”
Sebelumnya
saya akan membahas Perusahaan Kawan Lama Group yang sukses diindonesia yang
memiliki berbagai macam cabang perusahaan yang tersebar di setiap pelosok tanah
air Indonesia. Kawan Lama Group memiliki budaya perusahaan yang terus
ditanamkan dan dikembangkan di dalam diri setiap karyawanannya, yang
diantaranya sebagai berikut:
Disamping
budaya perusahaan yang dibuat dengan sistematis agar setiap karyawan dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan budaya perusahaan yang telah ada. Selain itu
Kawan Lama Group juga memiliki keunggulan-keunggulan yang mereka peroleh dari
hasil kerja keras mereka selama berdiri di Indonesia, diantaranya sebagai
berikut:
Dan
yang terakhir yaitu strategi berkarier. Setiap individu dituntut untuk terus
berkembang setiap harinya untuk itu diperlukannya sebuah strategi untuk
membantu dalam mencapai kesuksesan karier dirinya. Kawan Lama Group memberikan
sebuah pembelajaran untuk sukses dikemudian harinya, yaitu: 3D
PUBLIC
SPEAKING
Ă Public
speaking adalah seni menyihir orang lain.
Ă orang-orang
yang berbicara di depan umum terkadang merasa dirinya kecil dan diperhatikan
segala gerak geriknya oleh orang lain.
Ă Beberapa
hal yang terkait dengan public speaking yaitu: dipercaya untuk berbicara
didepan banyak orang, diperhatikan oleh audiens, dan terdapat konten yang
dibawakan serta menarik dalam menyampaikan.
Menarik
dalam public speaking merupakan modal utama yang harus dipunya oleh seorang
public speaking ketika mereka harus berhadapan di depana banyak orang. lalu bagaimana menjadi seorang public speaking
yang menarik?, beriku uraiannya:
1.
Teknik
›
Vocal
atau suara . Harus memperhatikan nada suara atau intonasi kita
saat berbicara
›
Postur
tubuh atau cara berdiri. Harus merepresentasikan diri kita,
jangan terlalu memikirkan penampilan, serta harus percaya diri ketika tampil di
depan orang.
›
Kontak
mata.
Harus ada kontak mata antara public speaker dengan audiens agar terbangun
hubungan antara public speaker dengan audiens serta audiens merasa disapa atau
dianggap ada oleh public speaker.
›
Intonasi
suara.
›
Jeda
dalam berbicara.
›
Smiling
voice. bicaralah dengan senyuman dan ketika tersenyum suara
lebih terdengar renyah dan nada lebih tinggi dari biasanya.
2.
Konten
›
Sebelum berbicara, menetapkan tujuan yang
ingin dibicarakan.
›
Membuat pointers atau catatan yang ingin
disampaikan.
›
Membaca kembali catatan yang telah dibuat
dan dipraktekkan dengan bahasa yang dapat kita mengerti.
›
Jangan menghafal materi yang ingin
disampaikan.
›
Latihan terus-menerus hingga terbiasa
dengan materi yang ingin disampaikan.
›
Dan memastikan pesan yang dibawakan
tersampaikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kecemasan berbicara di depan umum (public speaking anxiety)
Chaplin
(2006, dalam Wahyuni, 2014) berpendapat bahwa kecemasan merupakan perasaan
campur berisi ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa
sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Sedangkan Philips (dalam Ririn dkk,
2013; dalam Wahyuni, 2014) menyebut kecemasan berbicara didepan umum dengan
istilah reticence, yaitu ketidakmampuan individu untuk mengembangkan percakapan
yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena adanya
ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna, yang ditandai dengan adanya
reaksi secara psikologis dan fisiologis.
Aspek-aspek kecemasan berbicara di
depan umum
Semiun
Y (2006, dalam Wahyuni, 2014) menyebutkan ada empat aspek yang mempengaruhi
kecemasan berbicara di depan umum yaitu:
a.
Aspek
suasana hati. Aspek-aspek suasana hati dalam gangguan
kecemasan adalah kecemasan, tegang, panic dan kekhawatiran, individu yang
mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman atau bencana tertentu
yang akan mengancam dari sumber tertentu yang tidak diketahui.
b.
Aspek
kognitif. Aspek-aspek kognitif dalam gangguan kecemasan
menunjukkan kekhawatiran dan keprihatinan mengenai bencana yang diantisipasi
oleh individu misalnya seseorang individu takut berada ditengah khayak ramai (agrapho) menghabiskan banyak waktu untuk
khawatir mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan (mengerikan) yang mungkin
terjadi dan kemudian dia merencanakan bagaimana dia harus menghindari hal-hal
tersebut.
c.
Aspek
somatik. Aspek-aspek somatik dari kecemasan dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu pertama adalah aspek-aspek langsung yang terdiri
dari keringat, mulut kering, bernapas pendek, denyut nadi cepat, tekanan darah
meningkat, kepala terasa berdenyut-denyut, dan otot terasa tegang. Kedua
apabila kecemasan berkepanjangan, aspek-aspek tambah seperti tekanan darah
meningkat secara kronis, sakit kepala, dan gangguna usus (kesulitas dalam
pencernaan, dan rasa nyeri pada perut) dapat terjadi.
d.
Aspek
motor. Orang-orang yang cemas sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki
mengetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba.
Aspek-aspek motor ini merupakan gambaran rancangan kognitif dan somatik yang
tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi diri dari apa saja
yang dirasanya mengancam.
Kepercayaan diri (Self Confidence)
Menurut
Taylor (2011 dalam Wahyuni, 2014) rasa percaya diri (self confidence) adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang
dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target
tertentu. Dengan kata lain, Menurut Wahyuni (2014) kepercayaan diri adalah bagaimana kita
merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikan tanpa
kita sadari. Kepercayaan bukan merupakan bakat (bawaan), melainkan kualitas
mental, artinya kepercayaan diri merupakan pencapaian yang dihasilkan dari
proses pendidikan atau pemberdayaan (Wahyuni,2014). Kepercayaan diri dapat
dilatih atau dibiasakan.
Menurut
Hakim (2002, dalam Wahyuni, 2014) percaya diri merupakan keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya. Rasa
percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek
kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
sehari-hari (Hakim, 2002, dalam Wahyuni, 2014).
Ciri-ciri
Kepercayaan Diri
Teori Lauster (2003, dalam
Wahyuni,2014) tentang kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri orang yang
percaya diri, yaitu:
- percaya
pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap
segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu
untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.
- bertindak
mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat bertindak dalam mengambil
keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya
keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.
- memiliki
rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dalam
diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang
menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya.
- berani
mengungkapkan pendapat. adanya suatu sikap untuk mengutarakan sesuatu
dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan
atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut.
BAB III
ANALISA
Permasalahan
yang sering dialami oleh seorang mahasiswa adalah berbicara di depan umum,
karena bagi sebagian mahasiswa berbicara di depan umum merupakan hal yang
menakutkan. Kecemasan tentu akan muncul sebelum atau pada saat berbicara di
depan umum. Apalagi jika mahasiswa tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman
atau pertama kali berbicara di depan umum. Sebenarnya bagi mahasiswa yang
berulang kali berkomunikasi pun bisa mengalami hal yang sama.
Menurut
Chaplin (2006, dalam Wahyuni, 2014) berpendapat bahwa kecemasan merupakan
perasaan campur berisi ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang
tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. berdasarkan pendapat yang
dikemukakan oleh Chaplin, hal tersebut dirasakan oleh seseorang karena ia
merasa cemas diperhatikan banyak orang dan takut apabila ia melakukan kesalahan
dalam menyampaikan materi yang dibawa.
Dalam
berbicara di depan umum, menarik merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh
seseorang ketika ia harus berhadapan dengan banyak orang atau audiens, agar
audiens yang mendengarkan kita merasa tertarik dengan materi yang kita
sampaikan serta mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan karena berhadapan
dengan audiens. Ada beberapa cara untuk membuat diri kita menarik :
4. Teknik
›
Vocal
atau suara . Harus memperhatikan nada suara atau intonasi kita
saat berbicara
›
Postur
tubuh atau cara berdiri. Harus merepresentasikan diri kita,
jangan terlalu memikirkan penampilan, serta harus percaya diri ketika tampil di
depan orang.
›
Kontak
mata.
Harus ada kontak mata antara public speaker dengan audiens agar terbangun
hubungan antara public speaker dengan audiens serta audiens merasa disapa atau
dianggap ada oleh public speaker.
›
Intonasi
suara.
›
Jeda
dalam berbicara.
›
Smiling
voice. bicaralah dengan senyuman dan ketika tersenyum suara
lebih terdengar renyah dan nada lebih tinggi dari biasanya.
5. Konten
›
Sebelum berbicara, menetapkan tujuan yang
ingin dibicarakan.
›
Membuat pointers atau catatan yang ingin
disampaikan.
›
Membaca kembali catatan yang telah dibuat
dan dipraktekkan dengan bahasa yang dapat kita mengerti.
›
Jangan menghafal materi yang ingin
disampaikan.
›
Latihan terus-menerus hingga terbiasa
dengan materi yang ingin disampaikan.
›
Dan memastikan pesan yang dibawakan
tersampaikan.
Selain
dengan menarik, kita juga membutuhkan kepercayaan diri yang kuat bahwa kita
mampu untuk berbicara di depan umum. Menurut Wahyuni (2014) kepercayaan diri adalah bagaimana kita
merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikan tanpa
kita sadari. Kepercayaan bukan merupakan bakat (bawaan), melainkan kualitas
mental, artinya kepercayaan diri merupakan pencapaian yang dihasilkan dari
proses pendidikan atau pemberdayaan (Wahyuni,2014).
Oleh
karena itu, sudah semestinya kita melatih sejak dini berbicara di depan umum
sehingga rasa cemas dan ketakutan yang kita rasakan dapat berkurang dan
terbiasa dengan orang-orang yang memperhatikan kita ketika berbicara di depan
umum. Serta dengan adanya kepercayaan diri yang kuta, membantu kita untuk lebih
semangat dalam berbicara di depan umum dan membantu kita dalam mengendalikan
rasa cemas dan ketakutan yang dirasakan.
BAB IV
KESIMPULAN
Kecemasan
pasti dirasakan oleh setiap individu ketika harus berbicara di depan umum.
Mungkin yang berbeda hanyalah bagaimana setiap individu mengendalikan rasa
cemasnya ketika berbicara didepan umum. Jika ingin menjadi seorang public
speaking seperti presenter, dj radio dan wartawan, diharuskannya memiliki skill
ketika berbicara di depan banyak orang serta percaya diri yang tinggi bahwa
mampu membawakan apa yang ingin disampaikan. Dan yang terpenting menjadi
seorang public speaking adalah menarik, karena menarik merupakan modal utama
untuk menunjang seorang public speaking ketika ia harus berbicara di depan
banyak orang.
Ada
beberapa cara yang dapat kita lakukan agar audiens merasa tertarik dengan
pembahasan kita yaitu paham dengan materi yang disampaikan sehingga ketika
membawakannya tidak terbelit-belit, ketika menyampaikan intonasi kita harus
terdengar jelas sehingga audiens paham dengan materi yang kita bawakan, serta
memiliki kontak mata dengan audiens agar informasi yang disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik dan audiens pun mengerti dengan informasi yang kita
sampaikan. Dan yang terpenting adalah rasa percaya diri. Individu yang memiliki
rasa percaya diri yang tinggi akan mampu untuk tampil di depan banyak orang
serta menganggap bahwa kecemasan dan ketakutan bukanlah hambatan melainkan
suatu dorongan untuk dapat tampil lebih maksimal.
REFERENSI
Wahyuni,
S. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan
Umum Pada Mahasiswa Psikologi. eJournal Psikologi, 2(1), 50-64.
Komentar
Posting Komentar